Sinopsis
Nasib
menentukan Ernest (Kevin Anggara/Ernest Prakasa) lahir di sebuah keluarga
Cina. Ia tumbuh di masa Orde Baru saat diskriminasi terhadap etnis Cina masih
kental. Bullying menjadi makanan sehari-hari.
Ia
berupaya untuk berbaur dengan teman-teman pribuminya, meski ditentang oleh
sahabat karibnya, Patrick (Brandon Salim/Morgan Oey). Sayangnya, berbagai upaya
yang ia lakukan tidak berhasil, hingga Ernest berkesimpulan bahwa cara terbaik
untuk bisa membaur adalah dengan menikahi seorang perempuan pribumi.
Ketika
kuliah di Bandung, Ernest berkenalan dengan Meira (Lala Karmela). Meski
ditentang Papa Meira (Budi Dalton), mereka berpacaran dan kemudian menikah
dengan adat Cina demi membahagiakan Papa dan Mama Ernest (Ferry Salim dan Olga
Lidya).
Menikah
dengan perempuan pribumi ternyata tidak menyelesaikan pergumulan Ernest. Ia
mulai dirundung ketakutan, bagaimana jika kelak anaknya lahir dengan penampilan
seperti dirinya. Ketakutan ini membuat Ernest menunda-nunda untuk memiliki
anak. Sementara Meira didesak orangtuanya,yang ingin segera memiliki
cucu. Ernest mengalah karena takut kehilangan Meira.
Semakin
membesar perut Meira, semakin besar rasa takut yang menghantui Ernest. Ernest
pun stress sehingga melakukan kesalahan besar di kantor yang membuatnya dimaki
oleh boss. Tidak kuat menghadapi tekanan bertubi-tubi, Ernest melarikan diri ke
tempat di mana ia dan Patrick biasa bersembunyi semasa mereka kecil.
Patrick
menemukan Ernest dan menyadarkannya untuk segera ke rumah sakit. Meira
melahirkan bayi perempuan bermata sipit. Meski anaknya tampak sangat Cina
seperti ayahnya, tapi Ernest sangat bahagia. Kehadiran anaknya memberinya
keberanian untuk menghadapi hidup.
Jika data yang kami tampilkan salah atau kurang tepat, kami sangat menghargai masukan dari anda.